Prosedur Penerjemahan Vinay & Darbelnet

Yusuf Arimatea Neno

JLTC (0238)

Jean-Paul Vinay & Jean Darbelnet atau lebih dikenal di dunia penerjemahan sebagai duo ahli bahasa dari Prancis, Vinay & Darbelnet. Mereka berdua menulis buku yang menjadi salah satu buku yang berpengaruh di dunia penerjemahan, Stylistique comparée du français et de l’anglais (1958), biasanya disingkat sebagai SCFA, dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris sebagai Comparative Stylistics of French and English: A Methodology for Translation. Buku ini membahas bagaimana analisis tata bahasa dan gaya bahasa yang berorientasi pada penerjemahan yang kontras dan berorientasi pada dua bahasa yang secara ekstensif  dengan ungkapan, frasa, dan teks. 

Vinay & Darbelnet banyak terinspirasi dari karya-karya awal  Andrei Fedorov seorang ahli penerjemah dari Rusia. Buku itu walaupun berfokus pada bahasa Inggris-Perancis, dapat menginspirasi banyak linguistik seperti Malblanc dan García Yebra. Buku ini juga menjadi salah satu buku yang sangat berpengaruh di dalam dunia penerjemahan khususnya dalam proses penerjemahan.

Vinay & Darbelnet berfokus pada proses penerjemahan yaitu semua proses atau cara yang dilakukan oleh penerjemah untuk menghasilkan teks terjemahan dengan kualitas tinggi. Di dalam proses penerjemahan tercakup berbagai strategi dan prosedur yang sengaja dipilih agar lebih efisien dari segi waktu dan tenaga. Banyak orang mengira bahwa strategi  dan prosedur itu sama dalam proses penerjemahan. Namun, sebenarnya dua istilah itu berbeda. Strategi adalah gambaran keseluruhan bagaimana seseorang akan menerjemahkan suatu teks dari bahasa satu ke bahasa lain, sedangkan prosedur itu lebih cenderung bagaimana secara spesifik seseorang menerjemahkan sebuah teks agar strategi dapat berjalan dengan baik. 

Gambar berikut ini menunjukkan relasi proses penerjemahan dengan strategi penerjemahan dan prosedur penerjemahan.

Vinay & Darbelnet memperkenalkan 2 strategi umum dan 7 prosedur penerjemahan. Dua strategi tersebut adalah direct dan oblique, sementara 7 prosedur penerjemahan adalah sebagai berikut:

Borrowing 
Menerjemah sebuah teks juga dapat meminjam beberapa kata dari bahasa sumber agar dapat mengisi kekosongan semantik sehingga pembaca lebih paham akan keseluruhan konteks. Contohnya sushi, sashimi, ramen, yang dipinjam langsung dari Bahasa Jepang tanpa mengubah apapun.

Calque
Prosedur ini memiliki kesamaan dengan borrowing tetapi lebih ke arah yang lebih spesifik atau spesial. Seperti kata android yang sering dipakai untuk langsung merujuk ke arah gawai yang menggunakan sistem android.

Literal translation
Prosedur ini diterapkan ketika penerjemah mengalihbahasakan sebuah teks secara literal. Cara ini  akan menimbulkan kesalahan terjemahan jika bahasa sumber tidak dalam satu keluarga bahasa dengan bahasa target. Prosedur ini dapat digunakan jika bahasa sumber dan bahasa target memiliki kesamaan budaya

Transposition
Prosedur ini memaksa penerjemah mengubah posisi dari struktur bahasa sumber ke bahasa target contohnya red book menjadi buku merah bukan  merah buku. Prosedur ini sering dilakukan para penerjemah agar teks terjemahan sesuai dengan aturan gramatika bahasa sasaran.

Modulation
Dalam prosedur ini penerjemah mengubah sudut pandang. Contohnya, I saw a dolphin when I swim at the beach, yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai Aku melihat lumba-lumba saat aku berenang di pantai. Arti when secara literal berarti kapan tetapi diterjemahkan menjadi saat karena terasa lebih alami di Bahasa Indonesia. Modulasi biasanya digunakan penerjemah untuk mencapai tingkat kealamiahan yang tinggi dalam teks sasaran.

Jean-Paul Vinay

Équivalence atau idiomatic translation
Prosedur ini digunakan untuk menghasilkan terjemahan yang memiliki arti sama walaupun secara literal sangat berbeda sekali, prosedur biasanya dipakai untuk menerjemah kiasan, peribahasa, pantun dll. Contoh, The twin brother is  like fire and ice  yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Saudara kembar itu seperti minyak dan air. Dalam budaya Indonesia, minyak dan air  digunakan untuk menggambarkan ketidakcocokan yang laten, alih-alih air dan api seperti dalam budaya teks sumber.

Adaptation
Prosedur ini mengubah referensi budaya sumber menjadi referensi budaya sasaran, yang dilakukan karena referensi budaya sumber tidak ada dalam budaya sasaran. Contohnya, Saya suka lemper yang diterjemahkan atau diadaptasi menjadi I like apple pie. Karena di budaya sasaran tidak ada ditemukan lemper, penerjemah memutuskan untuk mengadaptasinya menjadi apple pie, yang sangat populer di budaya sasaran.

Jean Darbelnet

Prosedur penerjemahan dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap teks terjemahan yang dihasilkan. Penerjemah harus bisa memilih prosedur yang paling tepat dan yang paling cocok untuk diterapkan saat proses penerjemahan. Tujuan utama dari penerjemahan adalah tetap mempertahankan kesamaan arti dengan teks sumber. Menggunakan prosedur penerjemahan harus juga dibarengi dengan pemahaman teks bahasa sumber dan referensi budaya sumber sehingga dapat menerjemahkan teks yang tetap setia dengan maksud penulis.
(Tulisan ini telah mengalami penyuntingan oleh Christien Yueni).

Pustaka

Munday, J. (2012). Introducing Translation Studies: Theories and Applications. Routledge.

Puspani, I. A. M., & Indrawati, N. L. K. M. (2018). Translation Procedures in Translating English Poem into Indonesian. International Journal of Applied Linguistics & English Literature, 7(6). http://dx.doi.org/10.7575/aiac.ijalel.v.7n.6p.12

Vinay, J.-P., & Darbelnet, J. (1995). Comparative Stylistics of French and English: A Methodology for Translation (J. C. Sager, Ed.; J. C. Sager, Trans.). J. Benjamins.