Membangun reputasi, meraih rezeki lewat Internet

Christien Yueni

Jogja Literary Translation Club

Memanfaatkan situs-situs freelance terjemahan kini semakin banyak diminati oleh mahasiswa, penerjemah pemula, atau bahkan mereka yang telah berkeluarga untuk menambah pemasukan. Program Studi Sastra Inggris Universitas Sanata Dharma bekerja sama dengan JLTC menyelenggarakan webinar Penerjemah Pegari dengan menghadirkan Lily Handayani, seorang penerjemah lepas waktu yang telah kenyang pengalaman dalam situs-situs freelance penerjemahan (22/4).

Setelah sambutan dari Simon Arsa Manggala, S.S., M.Hum., Wakil Ketua Prodi Sastra Inggris USD, Lily Handayani membuka pemaparannya dengan berkisah tentang awal dia terjun sebagai penerjemah paruh waktu di situs-situs freelance. Didorong oleh keingintahuannya untuk mendalami dunia penerjemahan dan menambah penghasilan, dia berhasil memanfaatkan beragam situs penyedia jasa yang ditawarkan di Internet, seperti Fiverr, Fastworld, dan Tomedes. Keraguan dan rasa takutnya terhadap para pesaing yang sudah mapan di situs-situs tersebut ditepisnya dengan menawarkan kecepatan dalam penerjemahannya. Tak memakan lama, dia segera mendapat klien pertama yang kemudian menumbuhkan rasa percaya dirinya untuk mencoba lebih banyak lagi situs penyedia jasa.

Dalam perjalanannya, Lily semakin paham seluk beluk dunia penerjemahan sehingga keterampilannya semakin berkembang dan kepercayaan dirinya semakin besar. Klien yang memberikan feedback yang baik dijadikannya promosi untuk menawarkan dirinya. Lily memandang kustomer harus dilayani dengan baik hingga puas dan pada gilirannya akan kembali untuk meminta jasa menerjemahkan. Salah satu cara untuk melayani kustomer dengan baik adalah dengan memberikan fasilitas revisi kepada mereka jika belum puas pada terjemahan yang dihasilkan Lily. Salah satu hal menarik yang dikemukakan Lily adalah bagaimana kita mengasah kemampuan kita untuk mengetahui keterbatasan kita. Dia berpesan, setelah mendapat klien, penerjemah jangan kemaruk dengan mengambil semua pekerjaan yang ditawarkan klien. Penerjemah profesional harus  tahu batas kemampuannya untuk menjaga mutu terjemahan yang dihasilkannya. Di bagian akhir Lily juga memberikan kiat-kiat bagi para mahasiswa dan penerjemah pemula untuk mulai mengasah keterampilan dan memberanikan diri melangkah serta memanfaatkan beragam kesempatan yang ditawarkan Internet.

Salah satu hal menarik yang dikemukakan Lily adalah bagaimana kita mengasah kemampuan untuk mengetahui keterbatasan kita. Penerjemah jangan kemaruk dengan mengambil semua pekerjaan yang ditawarkan klien. Penerjemah profesional harus tahu batas kemampuannya untuk menjaga mutu terjemahan yang dihasilkannya.

Sesi tanya jawab berlangsung dengan hangat. Banyak pertanyaan datang dari peserta yang ingin tahu lebih jauh tentang pemanfaatan situs freelance ini. Acara yang dimoderatori oleh Stella Estee ini diakhiri dengan pembagian giveaway untuk para peserta.  Rekaman webinar ini bisa dilihat di Kegiatan – Jogja Literary Translation Club (jltc.live).