Translations We Talk About Last Night…

Oleh Christien Yueni

Jogja Literary Translation Club

Sedikitnya buku terjemahan yang ditulis oleh para akademisi dan/atau praktisi terjemahan di Indonesia membuat setiap buku tentang terjemahan yang terbit selalu dinantikan dan diserbu bak sepiring seblak. Secara alami, berlakulah hukum pasar: permintaan yang tinggi dan pasokan yang terbatas akan membuat produk yang dijual akan laris. Terbitnya buku Translations We Live By yang ditulis akademisi penerjemahan Almira Romala, M.A. disambut dengan meriah oleh para translation enthusiasts.

Buku ini disusun semacam workbook, dimulai penjelasan sedikit kemudian diikuti latihan sesuai dengan topik yang dibahasa tadi. Strukturnya didesain menurut konsep Mona Baker yang dimulai dari word level kemudian secara sistematis bergerak menuju ke teks keseluruhan. Struktur ini mudah diikuti penerjemah pemula atau mahasiswa yang sedang belajar terjemahan karena disusun dari kalimat sederhana menuju kalimat yang semakin kompleks.

Jenis teks yang disajikan pun beragam, dari teks umum, akademik, hukum, dan sastrawi. Tampaknya penentuan jenis teks ini merujuk Katharina Reiss yang membagi teks ke dalam tiga jenis berdasarkan fungsinya, yaitu ekspresif, informatif, dan operatif. Masing-masing jenis teks mempunyai dimensi bahasa dan fokus terjemahannya sendiri. Dengan pembagian ini, tampaknya Almira ingin memperkenalkan semua jenis teks kepada pembelajar terjemahan untuk membekali mereka dengan pengetahuan yang cukup yang kemungkinan besar akan berguna untuk mulai masuk ke dunia penerjemahan.

Selain praktik terjemahan, di buku ini juga dikenalkan ilmu Translation Studies, yang mendapat namanya dari James S. Holmes tahun 1971, walaupun sebenarnya aktivitas ini telah mulai disistematisasi sejak zaman Santo Hieronimus, yang kemudian diangkat sebagai santo pelindung penerjemah, dan oleh PBB tanggal 30 September dirayakan sebagai Hari Penerjemahan Internasional. Ilmu Translation Studies memang terus berkembang dan menemukan pijakan ilmiahnya walaupun oleh sebagain orang masih dianggap sebagai kegiatan subjektif yang belum bisa disebut discipline. Bahkan, masih ada yang menganggap terjemahan/penerjemahan sebagai bagian dari linguistik terapan.

“Dengan pembagian ini, tampaknya Almira ingin memperkenalkan semua jenis teks kepada pembelajar terjemahan untuk membekali mereka dengan pengetahuan yang cukup yang kemungkinan besar akan berguna untuk mulai masuk ke dunia penerjemahan.”

Buku ini patut kita sambut gembira karena ikut memperkaya khazanah buku tentang terjemahan yang secara kuantitas masih relatif sedikit. Almira berhasil mendekatkan aktivitas penerjemahan ke dalam ruang baca kita, menjadi ilmu yang makin akrab di tengah kita, yang kita bicarakan sehari-hari. It’s a translation we talk about last night, babe…

Spesifikasi Buku
Penulis: Almira Ghassani Shabrina Romala
Editor: Harris Hermansyah Setiajid
Kulit muka dan tata letak: Thoms
Penerbit: Sanata Dharma University Press
Halaman: 177+
Dimensi: 15,5 x 23 cm
Cetakan I: 2021
ISBN: 978-623-6103-38-8