November 30, 2021

Cakap Berbahasa Asing: Cukupkah untuk Menjadi Penerjemah?

Oleh Anis Zulfi Amalia

Penerjemah Paruh Waktu,

Anggota JLTC No. 0145

 

Sumber: suara.com

Seorang penerjemah dalam menjalankan tugasnya pasti akan berhubungan dengan bahasa asing. Sehingga, tidak mengherankan ketika banyak orang yang menganggap jika syarat utama seseorang untuk bisa menjadi penerjemah adalah kemampuan dalam berbahasa asing. Orang yang mampu berbicara bahasa asing dengan lancar dianggap mampu menjadi seorang penerjemah. …

Namun, apakah kemampuan berbahasa asing saja cukup? Jawabannya tentu saja tidak. Untuk bisa menjadi penerjemah yang baik, setidaknya ada beberapa kualifikasi atau keterampilan tambahan lain yang harus dimiliki. Apa saja kemampuan tersebut? 

Memahami Konteks Penerjemahan

Pernahkah Anda membaca sebuah novel atau buku terjemahan namun merasa kebingungan dengan kalimat yang ada dalam buku tersebut? Hal tersebut bisa saja terjadi dikarenakan penerjemahan yang dilakukan tidak disesuaikan dengan konteks. Konteks penerjemahan bisa berkaitan dengan banyak hal namun lebih sering dikaitkan dengan budaya maupun kebiasaan di suatu masyarakat.

Inilah yang menjadi alasan mengapa pengetahuan berbahasa saja tidak cukup. Seorang penerjemah setidaknya dituntut untuk memahami konteks bacaan maupun pembicaraan seseorang supaya bisa menerjemahkan dengan tepat. Jika menerjemahkan tidak dilakukan sesuai konteks, itu akan menciptakan misleading information dan pada akhirnya bisa membuat pembaca keliru menafsirkan isi buku atau pembicaraan yang sebenarnya.

Bisa Mengolah Kalimat dengan Baik dan Tepat

Kemampuan satu ini juga sedikit banyak berhubungan dengan kemampuan penerjemah dalam memahami konteks. Ketika seorang penerjemah bisa memahami konteks bacaan dengan baik, maka ia juga perlu menyampaikan terjemahannya dengan kalimat yang mudah dipahami dan pastinya tidak menyeleweng dari arti sebenarnya. Semakin mudah seorang pembaca dalam memahami kalimat yang diterjemahkan, maka secara tidak langsung membuktikan mahirnya seorang penerjemah tersebut.

“Inilah yang menjadi alasan mengapa pengetahuan berbahasa saja tidak cukup. Seorang penerjemah setidaknya dituntut untuk memahami konteks bacaan maupun pembicaraan seseorang supaya bisa menerjemahkan dengan tepat.”

Manajemen Waktu

Selain kemampuan dalam hal pemahaman konteks penerjemahan, seorang penerjemah juga harus pandai dalam mengelola waktu. Terlebih lagi jika penerjemah tersebut bekerja secara mandiri atau sebagai penerjemah lepas. Tanpa manajemen waktu yang baik, penerjemah lepas akan keteteran dan pada akhirnya kesusahan dalam mengelola daftar pekerjaannya.

Memiliki Spesifikasi Tertentu

Dunia penerjemahan sebenarnya memiliki cakupan yang sangat luas. Di antaranya penerjemahan dokumen kedokteran, ekonomi, naskah hukum, maupun naskah dalam bidang lainnya. Setiap penerjemah biasanya akan berfokus pada satu atau dua bidang untuk memudahkan spesifikasi kompetensi mereka dalam dunia penerjemahan. Namun, tidak menutup kemungkinan jika ada penerjemah yang bersedia untuk menerjemahkan naskah tanpa batasan topik.

Nah, bisa dikatakan jika penerjemah adalah profesi yang tidak sepenuhnya bisa dikerjakan oleh semua orang dan tentunya membutuhkan kompetensi tertentu. Modal kecakapan dalam berbahasa asing pun dirasa tidak cukup. Tanpa pemahaman konteks, kemampuan menyusun kalimat, manajemen waktu, dan spesifikasi bidang tertentu, kemampuan penerjemahan masih belum lengkap. Selamat menerjemahkan!

Sumber: blog.ruangbahasa.com